Beranda » Objek Wisata Ubud » Pura Saraswati Ubud: Keindahan Spiritualitas di Tengah Taman Teratai

Pura Saraswati Ubud: Keindahan Spiritualitas di Tengah Taman Teratai

Menelusuri Pura Saraswati Ubud, tempat suci yang penuh estetika dan kedamaian – Bali, pulau dengan seribu pura, menyimpan banyak destinasi spiritual yang sarat akan nilai budaya dan keindahan arsitektur. Salah satu permata tersembunyi di jantung seni dan budaya Bali adalah Pura Taman Saraswati di Ubud.

Dikenal karena keindahan taman teratai yang mengelilingi kompleks pura dan arsitekturnya yang memikat, Pura Saraswati bukan hanya tempat suci bagi umat Hindu, tetapi juga magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang sejarah, filosofi, arsitektur, serta daya tarik wisata dari Pura Saraswati Ubud.

Sejarah dan Latar Belakang Pura Saraswati Ubud

Pura Saraswati Ubud ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan, seni, dan kebijaksanaan dalam ajaran Hindu.

Dirancang oleh maestro seni dan arsitektur Bali, I Gusti Nyoman Lempad, seorang seniman legendaris yang berperan besar dalam perkembangan seni dan arsitektur Bali modern.

Pembangunan pura dimulai pada awal abad ke-20, atas inisiatif keluarga kerajaan Ubud, yaitu Puri Agung Ubud.

Tidak hanya berfungsi sebagai tempat sembahyang, tetapi juga sebagai wujud nyata dari filosofi Hindu Bali yang menyelaraskan antara alam, manusia, dan Tuhan (konsep Tri Hita Karana).

Letaknya yang berada di pusat kota Ubud menunjukkan betapa spiritualitas dan budaya menjadi inti kehidupan masyarakat Bali.

Lokasi dan Akses ke Pura Saraswati

Lokasi Pura Taman Saraswati terletak di Jalan Kajeng, Ubud, Kabupaten Gianyar, tepat di belakang Cafe Lotus, tidak jauh dari Pasar Seni Ubud maupun Puri Saren Agung (Istana Ubud). Lokasinya yang strategis memudahkan wisatawan untuk mampir sejenak sambil berjalan-jalan di pusat kota Ubud.

Untuk mencapai pura ini:

  1. Dari Bandara Ngurah Rai: Sekitar 1,5–2 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor.
  2. Dari pusat kota Denpasar: Sekitar 1 jam.
  3. Dari kawasan wisata seperti Kuta atau Seminyak: Perjalanan bisa memakan waktu hingga 2 jam, tergantung kondisi lalu lintas.

Pengunjung bisa memarkir kendaraan di area sekitar Jalan Raya Ubud dan melanjutkan dengan berjalan kaki menuju pura.

Filosofi dan Keagungan Dewi Saraswati

Tempat ibadah bagi umat hindu ini didedikasikan untuk Dewi Saraswati, yang dalam mitologi Hindu dikenal sebagai dewi ilmu pengetahuan, seni, musik, dan kebijaksanaan.

Ia biasanya digambarkan duduk di atas teratai dengan empat tangan yang memegang alat musik, kitab suci, dan manik-manik sebagai simbol dari ilmu dan spiritualitas.

Dalam tradisi Hindu Bali, Hari Saraswati dirayakan setiap enam bulan sekali (berdasarkan kalender Bali), di mana umat Hindu memberikan penghormatan kepada Dewi Saraswati sebagai bentuk syukur atas ilmu pengetahuan.

Karena itu, Pura Saraswati menjadi salah satu pusat perayaan hari suci ini di Ubud, dengan upacara dan persembahyangan yang khusyuk.

Keindahan Arsitektur dan Lanskap

Pura Saraswati Ubud: Keindahan Spiritualitas di Tengah Taman Teratai

Salah satu daya tarik utama dari Pura Saraswati Ubud adalah desain arsitekturnya yang sangat estetis dan menggambarkan keindahan seni tradisional Bali. Kompleks pura dikelilingi oleh kolam teratai yang luas di kedua sisi jalan masuk.

Kolam ini dipenuhi dengan bunga teratai yang bermekaran, menambah nuansa damai dan sakral saat pengunjung melangkah menuju pintu gerbang pura.

Beberapa elemen arsitektur Pura Taman Saraswati

  1. Candi Bentar (gerbang terbelah dua) yang menyambut pengunjung di pintu masuk utama.
  2. Padmasana, altar utama tempat pemujaan.
  3. Relief dan ukiran batu yang menggambarkan cerita-cerita dari mitologi Hindu.
  4. Taman dan kolam yang dirancang simetris, menciptakan kesan harmoni dan keseimbangan.
  5. Pencahayaan alami di sore hari saat matahari mulai terbenam menambah dramatis suasana, membuat pura ini sering dijadikan latar untuk fotografi.

Pura Saraswati sebagai Destinasi Wisata Budaya

Meski merupakan tempat ibadah, Pura Saraswati juga terbuka untuk wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat budaya dan spiritualitas Bali.

Para pengunjung disarankan untuk mengenakan pakaian yang sopan atau menggunakan kain sarung dan selendang yang biasanya disediakan di pintu masuk pura.

Pura ini tidak memungut tiket masuk secara resmi, namun terdapat donasi sukarela bagi pemeliharaan pura dan fasilitas umum.

Di malam hari, panggung yang berada di depan pura sering digunakan untuk pertunjukan tari tradisional Bali, terutama Tari Kecak dan Legong.

Latar belakang pura dan kolam teratai memberikan suasana yang magis selama pertunjukan berlangsung.

Etika dan Panduan Saat Berkunjung

Sebagai tempat suci, penting bagi pengunjung untuk menghormati aturan dan norma yang berlaku saat berada di area pura:

  1. Berpakaian sopan – Kenakan sarung dan selendang.
  2. Tidak memanjat atau duduk di tempat suci.
  3. Tidak mengganggu umat yang sedang sembahyang.
  4. Tidak memasuki area utama pura jika sedang ada upacara besar, kecuali dengan izin.
  5. Tidak membawa makanan/minuman ke dalam area pura.

Etika ini penting untuk menjaga kesucian pura dan menghormati kepercayaan lokal.

Pura Saraswati dalam Kegiatan Budaya Ubud

Selain sebagai tempat ibadah, Pura Saraswati juga menjadi bagian dari agenda seni dan budaya di Ubud. Setiap tahun, saat berlangsungnya Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) atau Ubud Village Jazz Festival, area sekitar pura sering menjadi titik pertemuan budaya, meski tidak digunakan langsung sebagai panggung utama.

Pertunjukan tari Barong di malam hari menjadi agenda yang hampir selalu ada, dan banyak wisatawan mengatur jadwal kunjungan mereka agar dapat menyaksikan pertunjukan ini. Pertunjukan biasanya dimulai sekitar pukul 19.30 WITA, dan tiket dapat dibeli di lokasi maupun melalui agen wisata lokal.

Baca juga : 9 Tempat Wisata Gratis di Ubud, Apa saja itu?

Tips Berkunjung ke Pura Saraswati

Objek Wisata di Ubud

Berikut beberapa tips untuk menikmati kunjungan Anda ke Pura Saraswati:

  1. Kunjungi pada pagi atau sore hari saat cuaca tidak terlalu panas dan pencahayaan alami terbaik untuk fotografi.
  2. Datang lebih awal jika ingin menonton pertunjukan tari malam, karena tempat duduk bisa cepat penuh.
  3. Bawa kamera atau smartphone dengan lensa wide-angle untuk menangkap keindahan kolam dan arsitektur pura.
  4. Gabungkan kunjungan ke pura dengan destinasi sekitarnya seperti Pasar Seni Ubud, Monkey Forest, atau Campuhan Ridge Walk.

Mengapa Pura Saraswati Wajib Masuk Daftar Kunjungan Anda?

Pura Saraswati bukan sekadar destinasi wisata biasa. Ia mencerminkan esensi dari Bali sebagai spiritualitas yang menyatu dengan seni dan alam.

Berjalan di antara bunga teratai yang bermekaran, menikmati ukiran batu yang rumit, dan menyaksikan pertunjukan tari Bali di malam hari — semua menciptakan pengalaman yang mendalam, menyentuh hati dan jiwa.

Untuk para pencinta budaya, fotografer, pelancong spiritual, atau siapa pun yang ingin merasakan keajaiban Bali yang otentik, Pura Saraswati adalah pilihan yang sempurna.

Kunjungi juga : Bukit Campuhan Ubud: Jalur Trekking Romantis di Alam Bali

Penutup

Pura Taman Saraswati Ubud adalah salah satu contoh terbaik bagaimana spiritualitas, seni, dan alam dapat berpadu dalam harmoni. Baik Anda datang untuk beribadah, belajar budaya, atau sekadar menikmati keindahan Bali, pura ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan.

Dengan kolam teratai yang memukau, arsitektur klasik Bali yang megah, serta nuansa sakral yang kuat, Pura Saraswati tidak hanya layak dikunjungi, tetapi juga dikenang.

Nah, jika Anda merencanakan perjalanan ke Ubud, pastikan Pura Saraswati masuk dalam itinerary Anda. Di sanalah, keindahan Bali sejati menyambut dengan tenang.

expand_less